Senin, 09 Juli 2012

PROSES PENETASAN TELUR ITIK  secara tradisional



Setelah telur itik berkumpul baru dilap dengan lap basah dan di jemur selama ¼ jam (15 menit). Tujuannya untuk menghilangkan air dan bibit air yang melekat pada kerabang telur. Bersamaan dengan penjemuran telur tetas,perlu di lakukan penjemuran gabahnya,agar gabahnya hangat.


Selanjutnya telur itik dan gabah yang sudah siap, untuk Lapisan pertama (I)dimasukan kedalam keranjang yang telah dilapisi bagian  dalamnya dengan kertas atau plastik. Peletakan dapat dilakukan berselingan antara telur dan gabah. Pada lapisan dasar terlebih dahulu dimasukan gabah setinggi telur, selanjutnya dimasukan telur dengan posis telentang, dan terakhir dilapisi dengan kain atau kertas semen. 

Lapisan kedua (II) kembali masukan gabah, menyusul telur dan terakhir gabah lagi. Begitulah seterusnya sampai keranjang itu penuh. Pada Lapisan akhir (III) keranjang ditutupi dengan kasin atau plastik. (lihat gambar di bawah ini)




Dari samping




Seperti pada penggunaan mesin tetas, pada alat penetasan sekam ini pun telur itik perlu di bolak-balik 2 atau 3 kali sehari. Namun harus diperhatikan, agar pemanasan dan proses penetasan bisa berlangsung merata untuk semua telur itik yang di tetaskan, maka peletakkan atau susunan telur itik  ditukar. Yang tadinya ada di bagian paling atas di taruh pada lapisan bawah dan begitu seharusnya sampai susunan telur itu bertukar semua. (lihat gambar di bawah ini)







Cara Pemindahan Telur Tetas



Pada hari ke empat, telur di bolak-balik kembali, tapi tanpa menggunakan gabah kecuali pada lapisan atas dan bawah (alas). Selanjutnya di hari ketujuh, telur selain diputar-putar arahnya, juga harus diteropong untuk melihat ada tidakknya pembuahan dalam telur. Yang tidak dibuahi harus dikeluarkan dari alatpenetasan. 

Pada hari ke 11 atau 12 (lima hari setelah penyeleksian) telur sudah di anggap cukup masak. Saat itu telur dapat digunakan sebagai pengganti gabah. Maksudnya jika kita hendak menetaskan telur baru, telur yang sudah masak dapat digunakan sebagai sumber panas , jadi tidak membutuhkan gabah lagi. Caranya, telur lama dan telur baru letaknya berselang-seling.

Empat hari setelah telur masak, telur yang lama sudah dapat di ambil. Lalu diletakan di atas para-para yang beralaskan gabah setebal 10 cm dengan penutup dari karung atau kain. Saat itu pun telur dibolak-balik, dengan Interval yang lebih sering , yaitu 6 kali sehari. Untuk memudahkan pembalikan , maka satu baris dari ujung para-para di kosongkan. Dengan menyentuh ujung telur saja, maka telur itu akan bergulung membalik.
Di hari ke 28 atau 30 (hari ke 12 di para-para), telur-telur ini akan menetas secara bertahap . Setelah itu di pindahkan ke kandang dengan kapasitas 25 ekor per meter persegi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar